April 16, 2010

[fanfic] Promiseless

Hohoho, fanfic pertama yaoi saya loooh~
Sebelumnya fanfic ini sudah saya post di notes facebook, tapi karena saya isang, maka saya akan mengepost lagi di blog ehehehe. cekidot!

=======================================

cast: - Minho SHINee
- Taemin SHINee
- Kevin U-Kiss
genre: Pahitnya cinta(?), Yaoi, Yadong dikit :p
inspiration: sebuah fanfic di live journal

(note: disarankan sambil mendengar lagu Romantic - SHINee :p)


****


"Jadi, kau mau kan jadi pacarku?" tanya Minho sambil berlutut di hadapan Taemin. Wajah Taemin kemudian berubah kaget. Wajahnya perlahan memerah. Kemudian ia tersenyum. Matanya berkaca-kaca. Bibirnya bergetar. Ia tak menyangka bahwa lelaki yang selama ini dicintainya, mempunyai perasaan yang sama kepadanya.

Perlahan namun pasti, Taemin menganggukkan kepalanya, menandakan bahwa ia bersedia menjadi milik Minho. Senyum lebar pun tersungging di bibir di Minho, juga Taemin. Wajah Minho menampakkan kebahagian yang tiada tara. Minho lantas memeluk tubuh Taemin erat-erat, mencium kening kening Taemin dengan lembut, hangat, dan penuh kasih sayang.

"Aku berjanji Taemin. You're my forever love. Aku akan mencintaimu sampai mati, bukan yang lain. Aku juga nantinya yang akan menjadi ayah dari anak-anak mu. Aku akan menjaga mu sebisa da semampuku. Kamu satu-satu nya yang ada di hatiku. Maaf kalau ini terlihat berlebihan, tapi ini sejujurnya yang ada di hatiku saat ini. Aku tak bisa membohongi perasaan ku sendiri.

Pelukan pun mengerat. Air mata Taemin menetes tak terbendung. Perasaan bahagianya saat itu, lebih dari perasaan bahagia yang selama ini ia pernah rasakan.

Namun tiba-tiba, perlahan Minho mengendurkan pelukannya, lalu melepas pelukan hangat tersebut.

"Ada apa?" tanya Taemin kepada Minho dengan mata sembab, dan raut wajah innocent nya.

Minho pun tersenyum, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Taemin. Perlahan, Minho menyentuh bibir Taemin. Taemin kaget dibuatnya. Namun, ia tetap meladeni 'peluang emas' yang diberikan Minho tersebut.


****


Taemin terbangun dari tidurnya. Matanya sembab, ia melihat keselilingnya. Di temukannya sampah tissue tersebar dimana-mana. Sekejap kemudian, matanya kembali basah. Bibirnya kembali bergetar. Kenangan ketika pertama kali kisah cintanya dimulai, terkuak kembali di mimipi buruknya barusan. Ia kemudian menatap ke arah foto kenangannya dengan Minho yang terpampang di atas televisi yang tepat menghadap ke arahnya. Ia menarik napasnya dalam-dalam, kemudian ia hembuskan kembali dengan di ikuti oleh suara tangisannya yang mengeras.

Taemin kemudian turun dari temat tidurnya, lalu berjalan menuju tempat dimana foto tersebut terpampang. Dengan cekatan, ia lalu mengambil foto tersebut kemudian membangnya ke tempat sampah.

"Maafkan aku, my namja. Tapi segalanya telah berubah"


****


"Taemin-ah! Taemin!" panggil Minho saat di sekolah. Namun yang bersangkutan tidak menyahut, pura-pura tidak dengar tepatnya. Taemin tetap menetapkan pandangannya lurus kedepan. Tidak menengok ke kanan, maupun ke kiri, dan juga tetap berjalan dengan kecepatan ekstreme. 20 km/jam.

"Taemin! Lee Taeminnie~ Tae!" Taemin tetap tidak menghiraukan panggilan tersebut. Minho kemudian menarik tangan Taemin, lalu menarik Taemin ke dalam pelukannya.

"Taemin, aku sangat mencintaimu. Aku bersumpah, itu semua hanyalah sebuah kesalah pahaman! Jeongmal mianhaeyo, yeobo."

Taemin kemudian memberontak, mencoba melepaskan diri dari orang yang amat hina dimatanya saat itu.

PLAK! Sebuah tamparan dari Taemin yang (nampaknya) cukup keras mendarat dengan mulusnya di pipi halus flaming chariseuma itu.

"Apa?! Kau masih bisa bilang kali ini senuah kesalah pahaman? Apakah hasil testpack dan lembaran hasil tes DNA itu kurang cukup membuktikan bahwa kau adalah AYAH BIOLOGIS DARI BAYI YANG DIKANDUNG KEVIN hyung?! Maaf Minho, tapi aku sudah tak mencintai mu lagi."

Taemin kemudian melanjutkan langkahnya lagi. Minho terdiam di tempatnya dengan wajah yang seolah olah berkata, 'astaga, aku tak percaya ini semua bisa terjadi'.

Air mata Taemin tak dapat ia bendung lagi. Pikirannya kacau. Di pikirannya saat itu hanya ada hanya ada kenangan dimana saat-saat dirinya bersama Minho sebelum dan sesudah 'kecelakaan' itu terjadi. Tiba-tiba saja, ia mersakan kepalanya pusing. Keseimbangannya pun kemudian hilang secara tiba-tiba. Ia kemudian jatuh. Taemin pun pingsan di tempat.


****


Taemin terbangun dari pingsannya. Kepalanya masih pusing. Namun ketika ia melihat keselilingnya, tempat itu berasa sangatlah asing baginya. 'Dimana aku?' tanya Taemin dalam hati.

"Taemin-ah, kau sudah sadar?" tanya seseorang dengan suara dan senyum lembutnya yang tiba-tiba datang dari luarkamar tersebut.

"Ke... Kevin hyung?" tanya Taemin tidak percaya.

"Maafkan aku Taemin, aku lancang membawa kau ke rumahku. Tadi ketika disekolah, aku melihat kau tergeletak pingsan dan dikerumuni siswa-siswa di sekolah. Aku tak tega melihatmu seperti itu. Jadi, kuptuskan aku membawa kau kesini. Kau tak keberatan kan?" kata Kevin dengan senyum tulus dan lembut yang tak bosan-bosan terbentuk di bibirnya.

Taemin terdiam. Didalam diamnya itu, ia berpikir. Mengapa Kevin masih bisa tersenyum setulus itu? Padahal kan ia sedang menanggung beban yang amat berat. Apakah hamil tanpa kehadiran seorang suamimerupakan hal yang sah sah saja untuknya? Dan mengapa juga ia masih mau membantunya? Padahal ia tahu, bahwa Taemin adalah orang yang selama ini menjadi alasan mengapa Minho masih teteap tidak mau bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Harusnya ia membunuh Taemin, lalu membuangnya ke jurang, bukan malah membantunya di saat ia dalam kondisi buruk.


"Hyung..."

"Iya Tae, ada apa?"

"Mengapa... Kau masih mau membantuku?"

"Karena kau adalah sahabatku. Sahabat yang selama ini sudah ku anggap sebagai sebagai saudaraku sendiri." Kevin tersenyum.

"Tapi hyung, aku kan kekasih dari seorang yang telah menghamili mu"

"Taemin, dengarkan aku. Kejadian itu memang sangat merugikanku, sangaaat merugikanku. Aku kehilangan harta ku yang paling berharga, keperawananku. Tapi hey, Taemin dengarlah. Kejadian itu bukanlah suatu kesengajaan. Di satu sisi itu juga kesalahanku. Aku waktu itu sedang dalam kondisi benra-benar di kuasai alkohol. Begitu juga dengan Minho. Waktu itu juga, aku yang 'mengajak' Minho. Bukan Minho yang memaksaku. Lagi pula aku dan orang tua ku akan berencana merawat dan membesarkan anak yang ku kandung ini tanpa seorang ayah. Kau tak perlu khawatir, kami akan baik-baik saja tanpa seorang ayah." ucap Kevin panjang lebar dengan senyum tulusnya yang tak bosan terbentuk dibibirnya sambil sesekali mengelus elus perutnya yang terlihat sedikit membesar.

Hati Taemin tersentuh mendengar pernyataan tersebut. Mata Taemin pun memanas, baru pertama kali ia bertemu seseorang yang mempunyai hati setulus Kevin. Air mata Taemin pun akhirnya jatuh juga. Ia lalu memeluk tubuh Kevin yang berada di depannya erat-erat.

"Hyung, aku menyanyangimu~" ucap Taemin di sela-sela tangisannya.

"Ya, aku juga menyanyangimu, Tae." jawab Kevin. Air matanya pun perlahan jatuh.

"Tapi hyung..." kata Taemin kemudian melepas pelukan tersebut. "Anak yang kau kandung juga butuh seorang ayah. Menikahlah hyung dengan Minho, menikahlah dengannya!"

"Tolong Taemin, jangan paksa aku untuk menikah dengan Minho. Jangan coba kau ubah keputusanku. Ini sudah keputusan finalku. Lagi pula aku yakin, Minho juga pasti tak mau bertanggung jawab atas anak ini. Aku juga tidak mau merusak hubungan yang sudah kalian bangun sejak 2 tahun lalu."

Tangisan Taemin makin menjadi-jadi. Sekali lagi, ia memeluk tubuh Kevin dengan erat. Sekejap kemudian Taemin melepas pelukan tersebut. Kemudian beranjak berdiri, lalu meninggalkan ruangan tersebut.

"Taemin-ah~ Mau kemana kau?" tanya Kevin bingung.

"Terima kasih hyung karena tadi kau sudah menolongku, tapi aku harus pulang sekarang." jawab Taemin sambil membungkukkan badannya, kemudian berjalan keluar ruangan tersebut. Kevin pun tak bisa berbuat banyak, kecuali membiarkan Taemin kabur begitu saja dari tempat itu.


****

Malamnya, sebuah SMS masuk ke ponsel Minho. Minho yang sedianya saat itu sedang berbaring di atas kasurnya, sambil memekirkan apa yang harus ia lakukan. Ia lantas meraih ponsel yang ia letakkan di sebelahnya, lalu membuka isi dari pesan tersebut. Dari Taemin, senyum sumrigah pun terpancar dari bibir Minho.

"Aku tunggu kau besok di hutan belakang sekolah., tepat ketika bel pulang sekolah berbunyi. ku harap, kau datang tepat waktu." tulis Taemin dalam SMS nya tersebut.


Dalam hati, Minho bertanya-tanya. Apakah yang akan ia dapati dari Taemin besok? Dalam hatinya, ia berharap Taemin memaafkannya dan kembali bersama merajut hubungan pertalian kasih yang di ambang pintu exit. Pikirannya kacau saat itu, namun tetap positif. Ia berharap semua bayangan yang ada di pikirannya saat itu, menjadi kenyataan di esok hari sepulang sekolah.


****


Bel sekolah pun berdering, menandakan telah usainya proses belajar mengajar di sekolah hari itu. Seluruh siswa berhamburan keluar keras dan pergi meninggalkan lingkungan sekolah. Kecuali Minho, Taemin dan Kevin yang masih tinggal di dalam lingkungan sekolah. Ya, Kevin ikut ambil bagian dalam pertemuan tersebut.

"Ke... Kevin? Ada urusan apa kau kesini?" tanya Minho kaget.

"Ak... Aku diundang Tae kesini" jawab Kevin pelan.

"Ya, aku yang mengundan Kevin hyung kesini." seru Taemin yang tiba-tiba saja muncul dari balik pohon.

"Tae?" ucap Kevin.

"Ad... Ada apa sebenarnya ini?" tanya Minho ketakutan.

"Kalian... Harus menikah." kata Taemin yang sukses membuat Minho dan Kevin kaget.

"Tidak. Tidak bisa Taemin! Aku mencintai mu! Aku sangat mencintaimu Tae!" seru Minho dengan raut wajah kaget nya.

"Kalau kau benar-benar mencintaiku, menikahlah dengan Kevin hyung. Janin yang sekarang ada di kandungannya, butuh seorang ayah." timbal Taemin.

"Tidak Tae. Aku akan merwat dan membesarkan bayi ku ini sendirian." sela Kevin.

"Tolong, kabulkan permintaan ku ini. Ini satu-satu nya dariku. Aku yakin hyung, dari hatimu yang terdalam, kau butuh sebuah pertanggung jawaban dari apa yang sekarang ada di dalam rahim(?) mu."

Kevin kemudian membuang mukanya, Matanya memanas. 'Bagaimana Taemin bisa tahu perasaanku yang sebenarnya?' tanya Kevin dalam hatinya.

"Aku mohon, lakukan semua ini untukku." mohon Taemin sekali lagi lalu berlutut di depan Kevin dan Minho.

Mata Taemin basah. Tangisannya meluap tak terbendung. Begitu juga dengan Kevin.

Minho mengangkat tubuh Taemin untuk kembali berdiri. Ia lantas memeluk tubuh Taemin erat-erat, lalu melakukan hal yang mereka pernah lakukan sebelumnya di hari ketika Minho menyatakan cintanya kepada Taemin. Minho mengecup, mungkin bahkan 'menyedot' bibir Taemin dalam-dalam. Taemin merasakan kehangatan dan kenyamanan kecupan dari seorang flaming chariseuma nya itu untuk yang terakhir kalinya. Kevin membuang mukanya, seolah-olah tidak tidak mau melihat peristiwa indah tersebut. Tangisan Kevin dan Taemin sama-sama makin mengeras. Sejurus kemudian, Taemin melepaskan bibirnya dari belenggu bibir Minho.

"Kalian... Harus menikah." perintah Taemin sekali lagi.


****


Minho dan Kevin sedang mengucapkan janji sehidup sematinya di depan altar, dengan di saksikan oleh keluarga dan kerabat dari keduanya, serta Taemin dari kejauhan. Ya, Taemin hadir di acara sakral tersebut. Tapi ia tak berani mendekat. Ia hanya mampu melihat peristiwa itu dari pintu gereja.

Tangisan Taemin tak dapat ditahannya. Taemin menangis dalam senyum. Ia jauh lebih bahagia sekarang. Walaupun ia menyadari, bahwa jauh di dalam lubuk hati terdalamnya, ia masih sangat amat mencintai Minho. Mencintai Minho lebih dari apa pun yang ada di hidupnya. Namun, ini jalan terbaik yang telah di tentukan oleh tuhan untuk nya.

"Selamat menempuh hidup baru Minho, Kevin hyung. Semoga kalian menjadi keluarga bahagia. Aku harap, kalian tak akan lupa padaku nantinya." ucap Taemin pelan, dengan senyum lembut terpancar dari wajahnya.

"Semoga, sepulangnya nanti aku dari Nagoya dan tiba kembali di Seoul, kalian sudah menjadi keluarga besar yang bahagia." kata Taemin tulus dari kejauhan. Kemudian, ia berjalan meninggalkan gereja tersebut, menuju bandara Incheon untuk memulai hidup barunya di Nagoya sana.



- 끝 -

=====================================

HOAAAA~ Maap kalo ceritanya jadi kayak sinetron, kekeke~ Maklumi saya ya yang masih amatiran. Yang baca, kasih comment dong. Kekeke, gomawo ^^;;;

No comments:

Post a Comment